apakah anda menyukai blog saya?

RISMA ANGELIZA

RISMA ANGELIZA
RISMA ANGELIZA
Selamat datang di BLOG nya LIZA

Saturday 30 April 2011

Kumpulan Cerita, Artikel dan Curhatan: Perang Batin

Kumpulan Cerita, Artikel dan Curhatan: Perang Batin

Perang Batin

ada seorang cewe tomboy, keras kepala dan cuek sebut saja namanya Santi. Kebetulan ia berada di kelas unggulan SMP sukatani 2, yang merupakan sekolah favorit d kotanya. Baru sebulan, ia sudah memiliki banyak teman karena sifatnya yang periang sehingga mudah bergaul dengan teman-teman barunya. Di kelas beredar isu tentang kedekatan Reni dengan Ahmad, cowok pinter, tajir dan tampan yang menjadi idola para wanita di sekolahnya. Kebetulan Reni adalah teman akrab Santi, suatu saat Santi memiliki rencana untuk menjadi "mak comblang"  bagi mereka berdua. Awalnya hubungan Santi dengan Ahmad tidak begitu baik karena keduanya memiliki watak yang sama-sama keras, selain itu tabiat Ahmad yang memang selalu angkuh & kasar terhadap teman-teman barunya yang wanita.

Singkat cerita, Santi dan Ahmad menjadi akrab layaknya sahabat baik. Suatu saat, Santi mengirimkan pesan singkat

"Mad, lagi ngapain lu? udah ngerjain pr?"

Beberapa saat kemudian balasan dari Ahmad sampai di telepon seluler milik Santi "Gue lagi dirumah neng, emang lu lagi dimana? udah kok tapi belum semuanya"

"Gue lagi having fun nih diajak tante gue ke dufan, hahaha. ntar gue liat ya pr nya!"

"Oke sip deh, idih enak banget lu ga ngajak-ngajak gue!"

"Halah lu ajak Reni dong ke dufan, kan seru tuh. Ciyeeeee, hahaha"

"Idiiiihhh, apaan deh lu ngikutin anak-anak aja! Males ah, jangan ngebahas itu!"

"Lah kok gitu? bukannya lu suka sama Reni? Udah ngaku aja ntar gue sampein, gue kan temen deketnya. Si Reni tuh beneran suka sama lu tau, kasian dia."

"Nih yeee gue kasih tau, GUE SUKA SAMA LU BUKAN SAMA RENI!"

Dengan tangan lemas dan wajah pucat kaku, Santi kembali membaca isi sms dari Ahmad. Ia masih tidak percaya dengan isi sms tersebut.
"Ah apaan sih lu mad, becanda mulu nih! gue serius nanyanya. Si Reni beneran suka sama lu dari dulu"

"Gue juga serius banget, kalo ga percaya besok gue bakal nembak lu di depan anak-anak, gimana?"

"Eh gila lu, jadi ini seriusan ya?? Lu beneran suka sma gue? dari apanya coba? cakepan juga Reni kali, mungkin lu salah orang kali, hehehe"

"Eh lu tuh emang cewe keras kepala banget ya, mana gue tau gue bisa suka sama cewe model kayak lu gitu? Yang jelas gue ngerasa beneran sayang sama lu, mau ga lu jadi cewe gue?"

"Haduh lu kan tau gue temen deketnya Reni, dan Reni itu suka banget sama lu dari jaman monyet. hehehe :P gak mungkin lah kita jadian, gue sahabatan & sayang banget sama Reni. Apalagi temen-temen se-gank gue naksir berat sama lu semua"

"Emang gue pikirin, yang gue mau tau lu mau ga jadi cewe gue?"

"Gue tuh niatannya mau jadi mak comblang buat lu sama Reni, jadi gue ga ada rasa lah sama lu"

"Lu masih belum percaya ya sma gue? Gue beneran serius kok, besok gue bakal ngomong didepan anak-anak deh."

"Jangan-jangan! Lu mau gue dimusuhin sama temen-temen gue nanti?"

"Ya gak lah, terus gue mesti gimana?"

Dengan perasaan yang masih tak menentu antara takjub, senang, sedih, dan kecewa Santi mematikan hapenya dan  tak memberikan balasan sms untuk Ahmad. Ia sangat bingung untuk menentukan pilihan disatu sisi ia ingin menerimanya karena Santi belum pernah berpacaran sebelumnya apalagi orang yang menyukainya bukan orang sembarangan disisi lain rasa sayang yang begitu besar terhadap sahabat-sahabatnya terutama Reni, ia tidak mungkin menyakiti perasaan sahabat dekatnya itu. Esok harinya dikelas, Santi yang sudah datang lebih awal duduk dibangkunya dekat pintu. Tak beberapa lama, Ahmad datang mereka bertemu pandang namun Santi berpaling karena mendadak kikuk di depan Ahmad. Sesampai dibangkunya Ahmad kembali memandang Santi, berharap Santi memberikannya kesempatan untuk mengutarakannya secara langsung. Namun, denagan isyarat Santi hanya diam membisu dan selalu berusaha menghindarinya. Seusai pulang sekolah, Ahmad mengirim sms kepada Santi,
"San, gimana jawabannya? Kok lu jadi beda sih dikelas sama gue? Kenapa? Gue salah ya?"

"Gak kok Mad, lu gak salah tapi guenya aja yang ngerasa gak enak sama lu. Jawaban gue masih tetep sama, gue ga bisa jadi cewe lu, gue sayang sama sahabat-sahabat gue"

"Oke, kalo itu keputusan lu, gue hargai. Tapi lu jangan ngomong sama siapapun terutama temen-temen dikelas kalo gue pernah nembak lu, gue gak mau lu jadi ribut ntar sama temen-temen lu"

"Oke, makasi ya Mad."

"Tapi gue masih tetep boleh deket sama lu kan?"

"Boleh lah, lu kan temen gue juga"
Setelah kejadian itu Ahmad semakin gemar mengirim sms kapada Santi, setiap hari selalu mengirimkan sms pertanyaan dari intensitas pertanyaan yang penting sampai yang tidak penting, namun Ahmad mewajibkan Santi untuk membalasnya meskipun hapenya tidak ada pulsa (menggunakan hape orangtua Santi pun). Karena perhatian Ahmad yang begitu besar, Santi pun diam-diam mulai menyukainya apalagi karakter Ahmad yang tidak mudah tergoda wanita lain(setia), meski banyak wanita-wanita menarik yang tiap hari membuntutinya dan gigih dalam perjuangannya mendapatkan balasan cinta dari Santi.

Di penghujung semester, disaat Santi, Reni beserta sahabat-sahabatnya sedang berkumpul, mereka memainkan games jujur atau tantangan. Dan arah ujung pensil mengarah ke Santi, yang berarti dia harus menentukan pilihan untuk mengakui sesuatu atau melakukan tantangan yang diberikan temannya. Dan Santi memilih untuk jujur, Chika tiba-tiba melontarkan pertanyaan
"Gue mau tanya, sebenernya hubungan lu sama Ahmad kayak gimana sih? kok kalian bisa akrab banget? padahal dia kan juteknya masyaallah deh sama cewe mah"

Santi terdiam untuk waktu yang cukup lama, "lu kenapa San?", tanya Reni
Semua heran menatap Santi yang tak kunjung memberikan jawaban. Dengan wajah pucat,
"Sebenernya ada hal penting yang mau gue ceritain ke kalian"

"Apa San? ngomong yang jelas! jangan bikin gue penasaran", desak Chika

"Jadi gini, Ahmad nembak gue."

"HAH KAPAAANNN???" semua sahabatnya sontak terkejut apalagi Reni

"Iyaiya, kalian semua tenang dulu, gue jelasin semuanya. Ya udah lumayan lama, sekitar 6 bulanan yang lalu deh. Jadi, awalnya gue pengen nyomblangin kalian kan, tapi waktu gue tanyain gimana perasaan dia ke Reni? Dia malah nembak gue"

"Terus lo terima???", desak semua temannya

"Ya gak lah, gue kan sayang sama kalian, maafin gue ya baru bisa cerita sekarang karena gue bener-bener bingung gak tau harus gimana cara nyeritain ke kalian makanya gue cuma bisa cerita ke Mala karena gue tau dia gak suka sama Ahmad",
akhirnya mereka saling berpelukan satu sama lain sambil menitikkan air mata tanda keharuan persahabatan yang begitu erat.

"Tapi kalian janji jangan kasih tau siapapun ya soalnya Ahmad ngelarang gue buat ngasih tau yang lain!", pinta Santi.

"OKEE, tenang aja kita kan sahabat", sambil mengeratkan pelukan mereka.


Setelah kejadian dirumah Reni berlalu mereka berusaha untuk melupakannya, meskipun hubungan persahabataN mereka jadi agak renggang dan kaku, jarang sekali terjadi dialog ataupun bercanda gurau seperti sebelumnya. Namun rasa penasaran Chika, Wulan, dan Tari yang masih tidak mempercayai apa yang diucapkan sahabatnya Santi. Ternyata diam-diam Chika dan Wulan mengambil nomer handphone Ahmad yang ada di daftar kontak hp Santi, mereka pun mencoba menghubungi nomer yang belum pernah diketahuinya sama sekali itu. Namun tidak pernah ada balasan ataupun yang mengangkat panggilan apabila mereka menghubungi nomer itu. Diluar kendali, Chika yang semakin penasaran akhirnya langsung menanyakan kepada Ahmad perkara pemilik nomer yang menembak Santi yang diakuinya sebagai nomer Ahmad. Saking terkejutnya, Ahmad langsung menyanggah hal itu, ia tidak mengakui bahwa nomer +62813333xxx itu adalah nomernya dan ia pun mengatakan tidak pernah menembak Santi. Chika pun merasa lega atas penjelasan dari Ahmad tersebut. Dalam hatinya, Ahmad sangat kecewa karena Santi yang dianggap bisa dipercayainya, tidak amanah. Ia pun sedikit menyesal karena tidak memiliki keberanian lebih untuk mengatakan kepada orang lain jika ia memang benar-benar menyukai Santi, ia terlalu gengsi menagakui hal tersebut.

Mendapat kepastian itu, Chika langsung menyampiri Wulan dan Santi ia mengatakan kabar yang baru diperolehnya itu.

"San, nomer yang nembak lo itu bukan nomernya Ahmad tau!"

"Maksud lo apa Chik?"



"Iya karena gue penasaran akhirnya gue tanyain aja langsung ke orangnya. Dia bilang gak pernah nembak lo kok, lo nya aja kali yang ke-geer-an, hahaha", sambil tertawa puas

"Masa sih chik?", tanya Wulan yang kaget mendengar penjelasan itu.


"Jadi, maksud lo gue bohong gitu sama kalian? Gue mengada-ada cerita itu gitu?"

"Ya gak tau yang jelas sih kata Ahmad itu bukan nomernya"

"Kok lo bisa tau nomernya darimana? Lagian bukannya lo udah janji sama gue gak akan ngasih tau siapapun?"

"Gue ngambil dari kontak lo, abis gue penasaran lagian gue juga gak mau hubungan persahabatan kita jadi renggang karena masalah yang gak jelas gitu."

"Kok lo lancang dan berkhianat gitu sih sama gue?", sambil meninggalkan kedua sahabatnya itu.

Rasa haru, marah, kecewa, sedih berkecamuk jadi satu dalam hati Santi. Sepulang sekolah ia segera bergegas kerumah. Sesampainya dikamar, ia melempar tasnya dan menjatuhkan diri diatas kasurnya yang nyaman.

"Masa iya sih, itu bukan nomernya? Jadi selama ini maksudnya apa?", dalam hatinya bertanya-tanya

Tanpa pikir panjang ia segera mengambil telepon genggamnya, mengetikkan beberapa pesan singkat  dan segera mengirimkan ke nomer misterius itu.

"Mad, lagi ngapain?"

Beberapa saat kemudian hp Santi menderingkan nada pesan.

"Mad siapa say? Aku nih Venom, boleh kenalan gak? kamu siapa?"

"Aaaahh lo bercanda mulu nih, gue mau nanya PR"


"Serius ini nomer Venom. kamu siapa?"

 Santi pun benar-benar terkejut membaca isi pesan singkat itu. Dalam hatinya semakin berkecamuk, pertanyaan-pertanyaan yang semakin membuatnya bingung.

"Maksud lo apa? Kemaren gue sms-an sama nomer ini, ini nomer temen sekelas gue. Kalo emang lo orang lain, dapet darimana nomer gue?"


"Oh yang kemaren itu aku yang sms, hehehee. Maaf ya kamu aku isengin. Aku dapet nomer kamu dari temenku di Madiun"

Santi semakin tak mengerti maksud dari semua kejadian ini. Tiba-tiba saja pemilik nomer itu mengakui dirinya sebagai orang lain bukan Ahmad, padahal percakapan mereka sudah cukup akrab. Apa iya bisa begitu cepat suatu nomer bisa berganti pemilik? Jika yang dikatakan pemilik nomer itu benar, kenapa perbincangan mereka selama ini berkesinambungan padahal mereka belum pernah kenal satu sama lain? Dan kenapa pemilik nomer itu bisa mendapatkan nomer Santi dari temannya di Madiun, padahal ia tidak pernah memberikan kepada siapapun temannya di Madiun. Sungguh aneh dan benar-benar mustahil, tidak masuk akal sehat serta rasionalitas.


#BERSAMBUNG
(yang mau comment monggo!)

Sunday 27 March 2011

“Hari Gini Masih Make Narkoba?? Apa Kata Dunia??”


Realitanya di zaman canggih seperti saat ini, banyak sekali orang terutama remaja yang selalu ingin meng-update fashion, gadget, informasi, style dan semuanya yang beraroma kemewahan duniawi serta mengaplikasikannya kedalam diri masing-masing. Mereka selalu mengatakan bahwa hal itu merupakan gaya remaja masa kini atau biasa disebut dengan istilah gaul. Padahal kebanyakan dari mereka masih bingung, jika ditanya definisi dari kata “gaul” tersebut. Sebagian ada yang mengatakan seorang remaja dikatakan anak gaul apabila telah memiliki 3B yakni; BB (handphone BlackBerry), Behel, dan Boim (mobil). Ada yang mengatakan pula anak gaul itu jika memiliki banyak teman, kenalan dan populer. Namun kenyataannya istilah gaul pada masa kini, sering disalah-artikan. Sebagian orang menafsirkan kata “gaul” dengan rokok, minuman keras alkohol), yang parahnya lagi hingga mencicipi seks bebas dan narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang). Menurut mereka seseorang bisa dikatakan anak gaul, apabila berani menggunakan narkoba. Ironinya hampir 60% dari 3,2 juta pecandu narkoba di Indonesia adalah usia remaja (15-25 tahun), yang masih sangat labil serta mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar terutama teman-teman sepermainannya. Faktor utama yang paling mempengaruhi remaja banyak terjerumus menggunakan obat-obatan terlarang adalah karena tidak bisa menolak tawaran orang terdekatnya atau sahabat serta merasa  malu akan dikucilkan dalam komunitasnya apabila tidak menggunakan narkoba seperti yang lainnya. Hal tersebut perlu ada penanganan yang serius baik dari pihak keluarga, sekolah, dan pemerintah, terutama orangtua yang bertanggungjawab penuh memberikan pengarahan serta edukasi mengenai dampak negatif dan bahayanya menggunakan narkoba. Kebanyakan remaja kurang mendapatkan perhatian serta pengarahan yang cukup dari orangtua, sehingga mereka tidak mengetahui dampak dari barang haram tersebut. Dalam dunia pendidikan sebaiknya ditegaskan lagi mengenai bahaya dari narkotika dan obat-obatan terlarang, hukuman yang langsung diterima yaitu sanksi moral dari lingkungan masyarakat dan yang lebih berat hukuman dari Tuhan yaitu dosa yang akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat nanti. Sebenarnya istilah anak gaul jika dia memiliki prestasi yang membanggakan, tidak hanya untuk dirinya sendiri namun membanggakan orang-orang sekitarnya pula. Bukan dengan narkoba atau hal-hal yang merugikan. Tanpa narkoba pun, kita masih bisa menjadi anak gaul dengan melakukan hal-hal positif yang menghasilkan ide-ide kreatif yang cemerlang sehingga dapat mengantarkan kita menjelajahi dunia luar. Itu baru yang namanya anak gaul, bukan remaja yang selalu merepotkan dan menyusahkan orangtua. Contohnya, banyak remaja Indonesia yang saat ini masih berjuang dan bergelut dengan kemampuannya masing-masing untuk menjadi master dikancah panggung internasional, mulai dari olimpiade sains, kejuaraan atletik, kejuaraan catur, dunia tarik suara, dunia peran dan masih banyak cabang-cabang lainnya. Lantas apakah disini kita hanya menghabiskan waktu untuk bersentuhan dengan narkoba yang jelas tidak memberikan manfaat, justru akan menghambat masa depan dan masa-masa remaja yang terlalu indah untuk dilewatkan? Apakah kalian rela membiarkan tubuh serta wajah kalian yang masih muda belia habis digerogoti barang haram tersebut hingga tampak tak menarik lagi? Apa kalian mau dikucilkan dari lingkungan sekitar, dijauhi orang-orang yang kalian cintai dan sayangi lalu dibilang anak ALAY dengan penampilan kalian seperti itu??? Iiiiiiiiiiihhhhh, tentu tidak kan? Apa kata dunia, jika kita hanya menjadi sampah masyarakat sebagai pecandu narkoba?? Hanya orang-orang yang dangkal iman dan pikiran lah yang masih menggunakan barang-barang haram tersebut. Jika kalian merasa orang yang berpendidikan serta berintelektual tentu dapat menentukan pilihan yang terbaik untuk tetap menjadi remaja gaul yang sehat dan produktif tanpa narkoba. Kuatkan iman dan prinsip dalam hati dan diri kita masing-masing. Jadi, masih tetep mau memakai atau mencoba narkoba sekarang? Haduh, udah gak jaman deh!!! So, mari sama-sama kita katakan “TIDAK UNTUK NARKOBA!!!!”, apapun alasannya. Okee???